Wednesday, April 6, 2011

LOVE DISEASE Part V

 
Cast : EunHae / SiHae / HanHae / KyuMin
Author : Eunhaekid

Donghae POV

Kuperhatikan laki-laki keras kepala yang duduk disampingku ini. Mulai dari dahi lebarnya, mata sipit, hidung bangir, dengan bibir agak tebal. Entah mengapa, wajah ini bisa membuatku nyaman dan aman, bahkan menghangatkanku dikala aku merasa kedinginan dalam kesepian.

Tapi, aku sedikit kesal padanya yang terlalu menganggapku anak kecil dan seringkali tidak mau mendengarkanku, seperti tadi pagi. Ia bersikeras tidak ke sekolah dan lebih memilih menemaniku di rumah, padahal sudah kukatakan kalau aku sudah jauh lebih baik dan akan baik-baik saja.Katanya aku terlalu lemah untuk ditinggal, apalagi tanpa appa dan umma. Iiiiisshh benar-benar menjengkelkan. Tapi aku sedikit mengelus dada karena hampir saja kedua temannya yang lain juga ingin ikut menemaniku, tapi beruntung aku masih bisa meyakinkan mereka untuk tidak melakukan hal sejauh itu demi aku.

Jadi, beginilah sekarang. Aku hanya berdua dengan eunhyuk oppa. Duduk di sofa ruang tengah sambil menonton tv yang aku sendiri tidak tahu emmhh mungkin tidak peduli acara apa itu.

“kau butuh sesuatu?” tanya eunhyuk sambil mengelus rambutku. Aku hanya menggeleng, aku masih kesal dan tidak ingin banyak bicara padanya

“chagi, badanmu sudah tidak panas, tapi wajahmu masih pucat” ia menaruh punggung tangannya di keningku. Aku masih diam, tapi rasa hangat itu semakin menjalar ke seluruh tubuhku

“apa kau merasa pusing atau mual?” Tanyanya hawatir. Aku menggeleng

“apa kau merasakan sesuatu yang aneh didalam tubuhmu?” lagi-lagi aku menggeleng

“apa kau…….”

“gwenchana oppa” kataku memotong. Dia melihatku dan tersenyum, dia mencium keningku lembut. Astaga, aku benar-benar tak bisa menolak semua kebaikannya, malah aku begitu membutuhkan kehangatannya teramat sangat

“Aku akan selalu sehat kalau oppa disampingku” aku pandangi matanya dalam, kemudian kuberikan senyum tulusku –lupa kalau aku sempat kesal padanya tadi-. Kulihat mukanya memerah

“kau sudah pintar ngegombal yaa?” katanya sambil mencubit hidungku. Aku menunduk, berusaha menjauhkan wajahku dari tangan jahilnya, tapi ia bersikeras mencubiti hidung dan pipiku. Kami tertawa geli diatas sofa hingga suara pintu terbuka

“omma~” kataku saat melihat ibuku muncul “appa~” kataku lagi saat appa menyusul omma masuk

“eunhyuk, kau sudah pulang?” omma menghampiri kami sambil tersenyum

Kulihat eunhyuk oppa membalas senyuman omma tapi langsung membuangnya setelah melihat appa

“sedang apa kau disini?” Tanya appa sedikit ketus

Eunhyuk oppa menjauhkan tubuhnya dariku, aku memandanginya tapi dia menunduk

“apa kau sudah membereskan semuanya sampai kau berani muncul disini, hah?” Tanya appa lagi masih dengan nada sinis.

Eunhyuk oppa berdiri, kulihat tangannya mengepal penuh emosi. Kutarik tangannya dan kugenggam. Dia menoleh padaku, aku memandanginya dalam, berusaha mencairkan emosinya yang mulai meluap. Dia melepas tanganku lembut dan tersenyum

“aku ingin bicara denganmu” kata appa sinis. Eunhyuk oppa memandanginya. Dia mengelus kepalaku lembut dan mengikuti appa berjalan ke ruang kerjanya
********************

Eunhyuk POV

“apa kau sudah membereskan semuanya sampai kau berani muncul dsini hah?” Tanya pria tua itu dengan nada sinis yang membuat kupingku panas. Aku sungguh kesal mendengar nada bicaranya itu. Emosiku meluap, tak sadar aku berdiri setelah mengepalkan tanganku kencang

Tapi kurasakan tangan lembut menggenggam kepalan tanganku, sungguh membuatku nyaman. Aku melihatnya, donghae memandangku dengan wajah malaikatnya. membuat emosiku reda seketika

“aku ingin bicara denganmu” suara laki-laki itu mulai menaikan emosiku lagi. Tapi aku tidak ingin membuat wanita ini menghawatirkanku.
Aku memandangi lagi wajahnya, lalu kuelus kepalanya lembut setelah kemudian aku mengikuti laki-laki tadi melangkah.

“kau berani kemari, berarti kau sudah menerimanya sebagai adikmu kahn?” kata pria yang seharusnya kupanggil appa itu. Aku diam

“apa susahnya sih kalau kau hanya menganggapnya sebagai adik?” suaranya semakin meninggi “kau tetap bisa menjaganya dan menyayanginya walau hanya sebatas adik” lanjutnya dengan nada yang lebih tinggi

“lalu bagaimana denganmu?” Aku tidak mampu lagi menahannya. aku melawan dengan suara yang tidak kalah tinggi “kau menikahi ibu dari perempuan yang dicintai putramu. Mengapa kau tidak bisa menganggap wanita itu sebagai kawan saja?” aku semakin emosi

“kau jangan melawanku” bentak appa

“aku mencintainya, sudah sejak dulu aku mencintai donghae. Tapi mengapa kau tega membuatnya menjadi adik tiriku?” kurasakan mukaku memerah
“kau ingat perkataanmu dulu? Aku hanya bisa mencintainya jika statusku bukan kakaknya dan aku harus mengubah nama keluargaku?” aku mencoba mengingat masalalu

“aku ganti nama Park yang kau beri dengan Lee dari keluarga ibu. Lalu aku juga sudah pergi dari keluarga ini. Jadi kau boleh....”

‘PLAKK’ belum selesai aku bicara, sebuah tamparan melayang kepipiku

“aku mohon kau mengertilah. Kau tidak mencintainya lebih dari seorang adik” suara appa lirih
Aku menunduk memegang pipiku

“mengapa aku harus mengertimu selama kau tidak mau mengerti aku??” aku membentaknya dan kemudian keluar dari ruangan itu. Aku bergegas menuju pintu depan.

“oppa~” kudengar donghae memanggilku lemah, aku menoleh

“kau harus selalu sehat okeh?” aku mengelus rambutnya

Kulihat omma memandangi kami dengan wajah sedih, appa keluar dari ruangannya dan melihat aku mengelus kepala donghae.

“sampai nanti ya” kataku lagi pada yeoja yang benar-benar kucintai. Aku membungkuk pamit pada omma tapi kuacuhkan appa

“oppa~” kudengar donghae berusaha menyusulku. Tapi tak ku hiraukan. Airmataku keluar deras. Aku tidak mau melihat donghae yang kusayangi melihatku menangis. Aku berlari dengan punggung tegap.
*****************************

Donghae POV

“sampai nanti ya” oppa tersenyum padaku, aku terus memandanginya. Dia membungkuk memberi salam pada omma tapi dia begitu dingin pada appa, sama seperti dulu.

“oppa~” aku berusaha memanggilnya, tapi tubuhku tak kuat dan ambruk.
Omma membantuku berdiri, kulihat eunhyuk oppa berlari. Aku sangat sedih melihat kejadian seperti ini lagi. Aku menoleh pada appa yang menghampiriku

“kenapa? Kenapa appa tega membiarkannya pergi?” kataku marah pada appa. Dia memandangiku
“aku yang salah. Aku yang tidak bisa menjaga kesehatanku.” Aku berbicara dengan air mata “eunhyuk oppa sudah menjagaku dengan baik, dia yang merawatku. Dia tidak salah” aku melanjutkan perkataanku dengan emosi. Airmataku keluar deras
Omma memelukku. Appa membelai rambutku lembut

“tidak, oppamu yang salah. Tidak seharusnya dia menyayangimu dengan cara seperti ini” kata appa yang sepertinya menahan emosi

“lalu dengan kasih sayang seperti apa? Aku nyaman berada disamping oppa. Aku ingin dia terus menyayangiku seperti ini” kataku sambil memandang kedua mata pria paruh baya itu. Baru kali ini aku berani melihat matanya langsung

“kau tidak mengeti” kata appa sambil membuang mukanya
Omma mengencangkan pelukannya ditubuhku. Aku menangis sejadi-jadinya.

Apa? Apa yang sebenarnya tidak kumengerti? Dulu saat pertama kalinya eunhyuk oppa meninggalkan rumah inipun, appa mengatakan kata yang sama, ‘kau tidak mengerti’. Aku hanya ingin selalu berada disisi eunhyuk oppa, pangeranku. Aku tidak mau jauh lagi darinya. Hanya oppa yang bisa menghilangkan semua kesedihanku. Kumohon kalian semua mengertilah.

*************************
*beberapa hari kemudian*

Siwon POV

Sudah berhari-hari eunhyuk tidak masuk sekolah. Terahir kali aku bertemunya saat donghae sakit tempo hari. Berkali-kali kuhubungi ponselnya, tapi selalu tak aktif. Donghaepun tampak lebih diam dari biasanya, dia selalu tampak murung. Ia tidak pernah lagi terlihat ditaman belakang saat jam istirahat, bahkan ahir-ahir ini aku tidak  melihatnya dipinggir lapangan. Selalu hanya Sungmin sendirian, seperti hari ini

“Kau sendirian lagi?” aku bertanya pada Sungmin yang sedang duduk, sepeninggal kyu hyung

“Donghae ada urusan jadi dia harus pulang tepat waktu” jawabnya tanpa melihatku

“Apa dia baik?” tanyaku lagi

“Bagaimana mungkin dia bisa sebaik dulu tanpa eunhyuk” jawabnya “eunhyuk merupakan senyumnya” katanya lagi yang membuat hatiku perih

“ya, aku bisa tahu itu setelah beberapa hari ini eunhyuk menghilang” aku duduk disamping Sungmin “Donghae selalu tampak murung. Lebih diam dari biasanya”

“tak kusangka kau begitu memperhatikannya” katanya sambil memandangku “kau menyayangi donghae?” pertanyaan Sungmin membuat mataku terbelalak-lalak. Aku tidak menjawab, wajahku merah dan aku menunduk

“Aku sangat senang kalau kau menjawab ya” katanya lagi yang kali ini membuatku buka mulut

“apa maksudmu? tak mungkin aku tega merebut kekasih teman” Sungmin tersenyum

“Kekasih? Sudah kuduga semua orang akan berpikiran begitu” katanya yang membuatku semakin terkejut

“apa maksud omonganmu? Mereka bukan....?” aku tidak melanjutkan pertanyaanku Sungmin hanya menggeleng.

“Memang tidak seharusnya mereka terlalu akrab seperti itu” seru Sungmin sambil berdiri dan berniat pergi

“ada yang disembunyikan dari kami semua?” tanyaku menghentikan langkahnya.
Sungmin diam sebentar dan memandangku

“bukan aku yang seharusnya menceritakan semuanya” setelah berkata begitu, Sungmin langsung pergi meninggalkanku yang masih tak mengerti maksudnya
***************************

Sungmin POV

Beberapa hari ini aku tak melihat sii monyet gummy itu. Ia bagai hilang ditelan bumi. Donghae pun kian menjadi pendiam dan jauh lebih murung dari biasanya. Tak ada lagi senyum di wajah sahabatku itu semenjak ia tak masuk sekolah karena sakit tempo hari.

Kini, setiap hari ia selalu diantar jemput oleh appa nya. Kami jadi jarang bermain atau jalan-jalan bersama. Kadang aku datang ke rumahnya, dengan alasan belajar bersama, tapi yang terjadi malah kami belajar masing-masing. Berulang kali donghae tidak merespon ocehanku, ia bagai punya dunia sendiri atau bahkan dunianya kosong karena eunhyuk yang selama ini mengisi hari-harinya, menghilang entah kemana.
Aku benar-benar sedih melihat donghae seperti ini. Aku merasa tidak becus sebagai teman.

“minnie, tolong belikan telur sebentar sayang”

teriakan eomma dari dapur terdengar nyaring menembus kamarku yang ada di lantai dua

“ne, eomma” jawabku malas.

Kuambil sweater dan turun ke dapur. Setelah menerima uangnya, aku berjalan kaki menuju toko 24 jam yang letaknya lumayan jauh dari rumah.

Aku pulang dengan langkah santai tanpa peduli eomma akan mengomel karena telurnya belum sampai kehadapannya walau putrinya yang cantik sudah pergi lebih dari setengah jam. Yah, aku sedang malas dan hanya ingin menghirup udara malam yang tenang. Setidaknya tenang sebelum suara seorang perempuan yang kukenal merusak moodku

“eonni”

Aku menoleh ke belakang. Melihat seorang yeoja yaaa aku akui memang manis sedang berjalan kearahku. Aku mencoba untuk tidak peduli. Aku kembali berbalik dan berjalan lebih cepat. Tapi, ia terlampau bersemangat untuk menghampiriku

“bisa bicara sebentar?” tanyanya sambil menyalip, berhenti tepat dihadapanku

“maaf, aku buru-buru” aku mendorong pelan tubuhnya –walau sebenernya aku ingin melakukannya sekuat tenaga- dan melanjutkan langkahku

Tiba-tiba gadis itu merampas belanjaanku dan berbalik menjauhiku. Ck sungguh gadis yang menjengkelkan

“hey, apa maumu?” bentakku sambil menahan kedua tangannya

“kembalilah pada zhoumi sunbae” katanya sambil berbalik

“mwo? Apa maksudmu? Itu tidak mung…..”

“kami sudah putus” potongnya “ia tidak mencintaiku sama sekali” tambahnya yang membuat jantungku seperti berhenti berdetak
“ia hanya mencintaimu, maaf atas keegoisanku waktu itu. aku memang sempat mengisi otaknya tapi sama sekali tidak bisa masuk ke hatinya, karena yang ada dihatinya hanya ada seorang Lee Sungmin” jelasnya sambil menatap mataku tajam. Seperti yang selalu ia lakukan saat ia menunjukkan keseriusan seperti beberapa tahun lalu saat kami masih menjadi ‘teman’

“permainan macam apa lagi ini? Cih~ aku benar-benar muak pada kalian berdua” sinisku sambil merebut belanjaanku dari tangannya dan melangkah membelakanginya, berusaha untuk tidak terpengaruh dengan semua yang dikatakannya

“DIA MENCINTAIMU SAMA SEPERTI KAU MENCINTAINYA. DAN AKU YAKIN KALIAN MASIH SALING MENCINTAI HINGGA SEKARANG” teriakan kibum terdengar menusuk telingaku

Jantungku berdetak cepat, jauh lebih cepat dari deru nafas dan langkah kakiku. Tidak, aku tidak mencintainya, sudah tidak mencintanya. Semua sudah berlalu, dan ia sama sekali tak ada dihatiku.

Aku menyakinkan hatiku sendiri. Karena memang begitulah seharusnya

TBC~~~~


Maaf yaa buat kelamaan update. semoga ajh ada yang nungguin . hehehhe
tadinya nii ff mau dipost tgl 4 kemaren, tp berhubung hyuk lagi ultah n aku gak mau ngjadiin nii ff sbg lado ultahnya, jadi yaaa gak jadi . hehehhe *digigit hyuk*
selamat menikmati,. saya bener-bener butuh saran n kritik dari kalian, so jgn bosen2 komen yaaa .
makasii ^.^


No comments:

Post a Comment