Tuesday, March 29, 2011

LOVE DISEASE Part II

Cast : EunHae / SiHae / HanHae / KyuMin / ZhouMin
Author : Eunhaekid

Siwon POV

Latihan kali ini selesai lebih malam dari biasanya. Maklum, bulan depan sekolah kami akan mewakili daerah untuk mengikuti pertandingan tingkat nasional. Besokpun kami ada latihan pagi –sebelum sekolah dimulai-, sehingga aku memutuskan untuk menginap di apartemen eunhyuk, teman sekelas yang juga sesama anggota club sepakbola.

Rumahku lumayan jauh dari sekolah, dan jujur sangatlah melelahkan kalau harus pulang selarut ini dan datang lagi ke sekolah pagi-pagi buta.

“sudah berapa lama kau tinggal disini?” tanyaku saat memasuki apartemen eunhyuk. Lumayan luas dan bersih. Padahal kupikir apartemen seorang eunhyuk pasti kotor dan berantakan

“kurang lebih 2 tahun” jawab eunhyuk “tempat ini rapih karena memang rutin dibersihkan” katanya lagi seolah bisa menebak pikiranku “tapi, kau jangan bertanya siapa yang membersihkannya, pasti kau akan terkejut hehehehhe” tambahnya sambil tersenyum


itu pasti donghae, yakin. Betapa bahagianya aku jika menjadi eunhyuk. Sebenarnya aku menyimpan hati pada yeoja manis itu sejak masa orientasi dulu. Aku yang tahun lalu diminta untuk menjadi panitia, tanpa sengaja bertemu dengan seorang donghae dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya. Sifatnya yang agak pendiam dan tertutup, membuatku penasaran dan merasa ingin melindunginya. Tapi betapa terkejutnya aku, saat mendengar bahwa eunhyuk temanku adalah kekasihnya. Jujur aku sangat kecewa, tapi perasaan ini tidak mau pergi, justru semakin besar setiap kali mataku menangkap sosok manis itu.

Aku ingin sekali mendekatinya, walau hanya menjadi teman, tapi sangat sulit. Eunhyuk selalu berada disampingnya, ditambah lagi donghae tak pernah mau menatapku setiap kali kami berpapasan. Aku berusaha mencari perhatiannya dengan memberi senyuman terbaikku padanya saat pandangan kami bertemu sesekali, tetapi ia malah selalu membuang muka seolah aku ini mahluk aneh yang tidak pantas dilihat. Sakit rasanya. akupun hanya bisa memperhatikannya secara sembunyi-sembunyi. Melihatnya tersenyum dan tersipu malu saat bersama eunhyuk. Maafkan aku teman, karena sudah mencintai kekasihmu diam-diam.

Setelah membasuh diri, aku melangkah menghampiri eunhyuk yang sudah mandi lebih dulu tadi dan kini tampak sibuk di dapur

“apa kau lapar?” tanyanya saat aku tiba di dapur

“memang kau punya makanan?” aku bertanya balik

“aku masih ada beberapa makanan, kalau mau aku akan memanaskannya” jawabnya sambil membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa makanan

“boleh juga” aku bangkit dan menghampirinya. Kami menyiapkan makanan bersama

“mmmhh enak juga. Tak kusangka kau pandai memasak” kataku saat menyantap makanan dipiringku

“tentu saja, tapi yang membuatnya bukan aku” dia tersenyum, tp aku mulai curiga

“koki favoritku yang memasakannya, lezat kahn?” senyumnya berkembang, hatiku lega mendengarnya

“dia pasti bekerja di restoran mahal yaa? Memang benar-benar lezat. Padahal ini masakan yang dipanaskan.” Aku memuji lagi

“dia belum bekerja direstoran manapun, tapi bayarannya memang sangat mahal untuk membujuk dia membuatkan semua ini” jelas eunhyuk

“wahh, uang jajanmu habis untuk makanan ini?” tanyaku sedikit terkejut

“bukan begitu, aku membayarnya bukan dengan uang, tapi dengan kasih sayangku seumur hidup” eunhyuk menjelaskan lagi, firasatku buruk “karena orang itu adalah Donghae-ku”

“uhuk uhuk” aku tersedak karena firasatku terbukti. pria itu tersenyum lebar, tampak sangat bahagia

“kau tidak apa-apa? Makanlah pelan-pelan” eunhyuk memberikanku segelas air, aku meminumnya sampai habis

“terimakasih” aku tersenyum terpaksa

Kami menyelesaikan makan malam kami dengan kesunyian, sibuk dengan pikiran
masing-masing. Sesudah membereskan piring, kami merebahkan diri di kasur berukuran besar di kamar eunhyuk, mata kami sama-sama memandangi langit-langit kamar yang hanya diterangi sinar bulan

“apakah menurutmu donghae-ku sangat cantik?”

“apa?” aku terkejut mendengar pertanyaan pria yang sedang tidur disampingku ini

“apakah menurutmu donghae-ku sangat cantik?” dia mengulang pertanyaannya dan menoleh padaku

“ya, aku rasa dia cantik” aku membuang mataku darinya, biarkanlau aku mengungkapkan apa yang ingin kuungkapkan sekali saja

“syukurlah kalau memang begitu” katanya pelan, eh ?

“apa maksudmu?” aku bertanya heran

“aku senang mendengar ada yang memuji donghae-ku” dia tersenyum

“apa kau begitu mencintainya?” tanyaku perih

“ne, jeongmal. Jeongmal saranghae” eunhyuk tersenyum sambil memejamkan matanya “dia adalah hal paling berharga yang membuatku bertahan hidup sampai sekarang” tambahnya lagi

Aku diam, aku memperhatikan wajah eunhyuk yang kurasa mulai terlelap. mengapa aku harus mencintai wanita temanku sendiri? hatiku tersayat rasanya mendengar kata-kata temanku ini. Aku juga mencoba menutup mata untuk tidur, tapi tidak bisa. Aku terus terjaga sampai pagi. Perkataan eunhyuk tentang donghae terus terngiang ditelingaku
**************************

Di sekolah

“kau pandai memasak juga yaa ternyata” seru eunhyuk saat bel istirahat berbunyi. Memang tadi pagi aku menyiapkan sarapan untuk kami, sebagai tanda terimakasih ku karena sudah diberi tumpangan, juga karena aku tidak mau eunhyuk tahu kalau aku tidak bisa tidur

“aku sudah biasa memasak. Kau ini kahn sudah 2 tahun hidup sendiri, masa tidak bisa masak?” tanyaku pada lelaki yang hobi tersenyum itu

“aku sudah biasa dimasakin, jadi aku hanya bisa masak mie dan air” jawabnya santai tapi membuatku tersedak

“kau ini hobi sekali tersedak yaa” katanya sambil menepuk pundakku. aku hanya tersenyum

“donghae~a, kau merindukanku yaa makanya kau menghampiriku ke kelas?” terdengar suara hankyung dari depan pintu kelas

Aku terkejut, eunhyuk juga pastinya. Eunhyuk bergegas ke depan pintu dan

“aww. Apa-apaan kau monyet?” teriak hankyung kesakitan setelah dipukul eunhyuk

“sudah berapa kali ku bilang, jangan ganggu donghae-ku. Makanya cepatlah punya pacar, biar kau tidak menggangunya” eunhyuk mengomel

Kulihat gadis yang direbutkan itu hanya tertunduk, aku terus memperhatikanya. Kuingat-ingat wajah tersenyumnya yang sangat cantik itu

“siwon~a, cepat kemari” suara eunyuk memanggilku dan merusak lamunanku “kau ini lambat sekali sii, cepat kemari” dia memanggil lagi

Aku mendekati mereka “ada apa?” tanyaku pada eunhyuk dan melirik gadis disampingnya

“donghae membawakan bekal, ayo kita makan sama-sama” eunhyuk menarik tanganku dan donghae

“Mwo?” aku dan yeoja pujaanku kaget bersamaan, kami saling berpandangan. Aku tersenyum padanya,tapi lagi-lagi dia menunduk dan membuang buka. Senyumku jadi pahit

Eunhyuk terus menarik kami hingga samapi di taman belakang. Tempat mereka biasa makan berdua. Aku duduk disamping eunhyuk

“chagi, siwon menyukai masakanmu makanya aku ingin dia mencicipinya lagi” eunhyuk membuka pembicaraan

“benarkah?” donghae bertanya sepertinya kaget. Akupun kaget karena ini pertama kalinya dia bertanya duluan padaku, yah walaupun hanya satu kata

“ya” aku tersenyum bahagia. Tapi lagi-lagi ia tak mau melihatku .. huuuft

“chagi, ini resep baru yaa?” eunhyuk bertanya dengan mulut penuh makanan

“iia, aku tahu oppa suka sekali ikan, jadi aku belajar lebih banyak cara mengolah ikan. Apakah enak?” gadis itu tersenyum pada eunhyuk

“tentu saja enak” eunhyuk tersenyum sambil mengacak-ngacak rambutnya “won, kau cobalah makan” eunhyuk menawariku sebuah bola merah yang kelihatan enak, tapi iia kesulitan mengambilnya.

Aku pun mencoba mengambilnya, ternyata susah juga

“ini, makanlah” donghae menyodorkan bola itu ke depan mulutku. Aku terkejut.

Aku melihat wajahnya, dia menunduk tapi tangannya masih didekat mulutku

“hhhmm” aku memakannya

“makanan ini memang Cuma takluk sama yang bikin” kata eunhyuk sambil mengacak-ngacak rambut donghae lagi

Jujur aku cemburu, tapi aku sedang senang sekarang. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya donghae menyuapiku seperti tadi. Ini benar-benar moment yang tak kan kulupakan

Berkat eunhyuk aku bisa berbicara lebih banyak dengan donghae. Walaupun tetap belum bisa dikategorikan mengobrol, tapi aku sudah cukup bahagia. Ini kemajuan penting yang perlu kucatat dalam sejarah hidupku
*********************************

Donghae POV

Seonsaengnim sedang menjelaskan rumus matematika baru sekarang, mataku memang tertuju pada paapan tulis dimana rumus-tumus itu tertulis, tapi mataku kosong. pikiranku ditempat lain sekarang .

Aku mengingat-ngingat kejadian pada jam istirahat tadi . aku menyuapi siwon oppa dan aku merasa kalau kami sudah semakin dekat . hatiku berbunga-bunga hingga tanpa sadar senyumku terus berkembang.

“hae” suara Minnie mengembalikanku kedunia nyata . aku melihat sahabatku sebentar dan memandang seisi kelas. Astaga ternyata kelas sudah kosong

“hae, kau sakit?” Minnie meletakkan punggung tangannya dikeningku

“a..anni” aku melepaskan tangannya

“sejak pelajaran siang tadi, kau terus melamun. Ada apa?” Minnie memperhatikan mataku. Aku hanya tersenyum dan membereskan semua barangku ke dalam tas

“aku mau mencari sesuatu, apa kau mau menemanku?” tanya sahabatku itu lagi

“kemana?” aku berbalik nanya

“aku mau membeli beberapa bahan di Paran. Kau tidak sedang buru-buru kahn?”

“tidak koq, baik aku temani” aku tersenyum.

Sahabatku Minnie sangat senang menjahit, pakaian yang dibuatnya sungguh cantik. Ia memang berbakat untuk menjadi seorang designer. Kadang ia menerima beberapa pesanan baju, katanya lumayan untuk menambah uang saku.

“menurutmu lebih baik warna biru terang atau pink saja?” tanya Minnie sambil memegang dua bahan berbeda warna ditangannya “buat gaun anak umur 10 tahun” tambahnya

“aku lebih suka biru muda, pink terlalu umum” pendapatku sambil menujuk bahan berwarna biru terang ditangan kanannya

“aku berpikir demikian” katanya seraya meletakkan kain berwarna pink ditempat semula “nanti aku akan menambah aksesoris agar lebih cantik” ia tersenyum

Setelah berkeliling dan merasa sudah mendapatkan semua bahan yang diinginkan, Minnie mengajakku membeli eskrim.

“kau mau rasa apa? Aku yang traktir” katanya saat kami tiba di kedai eskrim

“mmmhh, aku mau itu” kataku sambil menunjuk kotak eskrim rasa chocochip “dengan strawberi yaa” tambahku saat sii pelayan mulai menyendok eskrim yang kuinginkan kedalam cup berukuran besar

“kalau begitu aku mau yang capuccino dan vanila” giliran Minnie memesan .

Kami melanjutkan perjalanan kami untuk pulang sambil menyantap eskrim. Memang aku dan Minnie adalah pecinta eskrim, kemanapun kami pergi pasti eskrimlah yang menemani perjalanan kami. Beginilah kami sejak SMP dulu

“minnie?” suara seorang pria menghentikan langkah kami. Aku dan Minnie yang namanya disebut menoleh ke sumber suara

“sudah kuduga kalian. Minnie dan donghae. Lama tidak bertemu” pria itu mendekati kami. Kulihat wajah Minnie, wajahnya berubah

“sedang apa kau disini?” tanya Minnie ketus

“aku bersekolah disekat sini. Tak kusangka akan bertemu kalian disini” pria itu dihadapan kami sekarang, ia tersenyum. Aku ataupun Minnie tak membalas senyumnya

“Oh begitu” seru Minnie sambil berbalik dan beranjak pergi

“kalian sudah ingin pulang?” pria itu bertanya

“apa urusanmu. Sudah kau pergilah ke tujuanmu begitu juga kami” Minnie menarik tanganku, aku diam saja

“Donghae, lama tak jumpa. Kau tidak banyak berubah yaa?” langkah kami terhenti lagi. Aku tahu pria itu bertanya padaku, tapi aku tidak menjawab apa-apa

“Ya Zhoumi! Cukup sudah sikap sok baikmu itu. Aku jijik” bentak Minnie pada pria itu. “berlagaklah kita tidak saling kenal, karena memang begitulah seharusnya” suara Minnie semakin tinggi, kali ini dia menarikku lebih keras dan kami berjalan cepat

Namja jangkung berhidung super mancung itu tidak bersuara lagi. Aku merasa kalau dia memandangi punggung kami. Aku melihat Minnie yang berjalan didepanku dan masih menarik tanganku. Tangannya gemetar dan berkeringat. Pegangannya begitu kuat, tapi aku tidak berkomentar apa-apa karna kutahu sahabatku ini sedang menahan emosinya.

Kami tiba disebuah taman. Minnie melepaskan lenganku dan duduk disalah satu ayunan ditaman itu. Aku duduk disampingnya dan memandangnya

“kenapa dia muncul lagi?” Minnie mulai bersuara “aku benci padanya. Aku benar-benar ingin menghapusnya” suara mulai serak, ia mulai mengeluarkan airmata.

Aku tidak berbicara apa-apa. Kuhampiri dia dan kupeluk pundaknya

“kenapa laki-laki itu masih bisa tersenyum setelah melakukan semua itu padaku?” suaranya semakin serak, kurasakan air matanya semakin deras

“aku sungguh benci melihat senyum di wajahnyaa itu. Dasar laki-laki laknat *maaf* ” nadanya meninggi. Aku hanya diam dan membiarkan ia mengeluarkan semua emosinya, emosi yang ia rasakan 2 tahun lalu.

TBC~

maaf yaa kalo ceritanya masih begitu-begitu ajh . karena part-part awal ini emang berisi isi hati para cast [awal gak semua] hehehhehe . sesuai yang dibilang kemaren, alurnya emang lambat banget n ceritanya aneh . saya udah berusaha jadi diri sendiri waktu buat ini, yaaaa makanya jadinya seperti inilah. maklum saya masuk kategori orang berotak lamban T___T . Because of it,  i need your criticism and advices .
tetsudatte onegaishimasu .
mou yondara, komenshinakereba naranaiyo . Doumo arigatou ^.^

No comments:

Post a Comment