Sunday, September 25, 2011

Believe (Part 2b)

“HAMUUUUN…!!! Cepetaaan…!!!” teriak seorang namja di depan kelas Hamun. Namun Hamun masih sibuk membereskan buku-buku pelajarannya ke dalam tas dengan perasaan yang kesal karena harus mendengar teriakan namja itu.

“Cepetaaaaan! Lama banget sih?! Aah mungkin karena kamu keberatan badan jadi tenaga kamu lamban begitu.” Namja itu pun terus saja mengoceh dan seperti sengaja membuat Hamun kesal. Tapi Hamun yang memang sudah kesal daritadi dan kini menjadi tambah kesal dengan kelakuan namja tersebut berusaha lebih cepat membereskan dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tas agar namja tersebut bisa diam. Setelah selesai, Hamun pun segera keluar kelas dan berhenti di hadapan namja tersebut yang sedari tadi menyender ke tembok dan melipat kedua lengannya.



“Heechul oppa, kau itu beriiiiiisik sekali…” ujar Hamun sambil menggeleng-geleng kepala.

“Makanya lebih baik kalau kau lebih cepat membereskan buku-buku mu itu. Supaya aku tidak terlalu lama menunggumu.” Perintah Heechul kepada Hamun.

“Siapa yang nyuruh kau untuk menunggu aku?!” Suara Hamun mulai meninggi menghadapi Heechul.

“Tidak ada.” Jawab Heechul polos.

“Bukan aku juga kan oppa?”

“Iya.” Jawab Heechul lagi.

“KALAU GITU TIDAK USAH TERIAK-TERIAK PADAKU…!!!” Kini Hamun tidak dapat menahan diri untuk tidak teriak dihadapan Heechul.

“Berisik sekali kau Hamun. Walaupun kau tidak memintaku tapi setidaknya kau menghargai usahaku.” Pinta Heechul sambil berdiri tegak dan menggaruk-garuk telinganya.

“Bukan urusanku oppa.” Ucap Hamun cuek.

“Iiiiish… kau itu manusia atau bukan sih? Sudah lambat., pemarah, tidak berperasaan pula. Ckckckckck…” Heechul mulai meledek Hamun lagi.

“OPPAAA…!!!” teriak Hamun.

“Hhhhft~ Aku heran, kenapa hal yang tidak kuinginkan kau lakukan sedangkan hal yang kuinginkan malah tidak kau lakukan.” Ujar Hamun pasrah. Lalu dia meninggalkan Heechul namun Heechul menggenggam tangan Hamun dan menahannya.

“Kuantar kau pulang.” Pinta Heechul serius.

“Makasih… makasih… tapi aku tidak mau.” Kata Hamun sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Heechul.”

“Wae?” Tanya Heechul yang tidak menerima penolakan Hamun.

“Karena Kibum akan mengantarku pulang.” Hamun asal bicara.

“Kau bohong. Sebelum kesini aku sudah melihat Kibum pulang duluan.”

“E…e…ehm… tapi aku tetap tidak mau diantar pulang olehmu.” Kata Hamun dengan gugup.

“Kenapa?” desaknya.

“Soalnyaa.. hhmm.. nanti aku diapa-apain lagi.” Ucap Hamun asal bicara.

“Apa?! Kau kira aku pria apaan?! Seharusnya aku yang takut bakal diapa-apain sama kamu.” Heechul pun menjadi kesal.

“Maksudmu apa?” tanya Hamun kesal.

“Kau lupa kejadian 2 minggu yang lalu saat aku mengatarmu pulang?”

“Ha! Oppa! Jangan mengingat hal itu lagi!” Hamun pun menjadi panik setelah mendengar ucapan Heechul.

“Saat itu kau sengaja kan memelukku bahkan ingin menciumku. Untung saja aku pria baik-baik yang tidak tergoda hal-hal seperti itu.” Namun Heechul dengan cuek tetap menceritakan kejadian itu.

“Oppa! Kau kan tahu kalau aku saat itu tersandung dan tidak sengaja memelukmu.” Kata Hamun mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

“Bohong. Tidak ada apa-apa di depan kakimu. Kau kan sengaja memanfaatkan kebaikanku saat aku akan menahanmu sewaktu kau mau terjatuh.”

“Itu tidak benar oppa! Memang tidak ada apa-apa tapi aku benar-benar tidak sengaja terjatuh. Iiish… kenapa aku harus mencoba menjelaskan padamu. Lebih baik tutup saja mulutmu yang cerewet itu.” Walaupun Hamun menceritakan hal yang sebenarnya namun menurutnya percuma juga kalau dijelaskan kepada Heechul.

“Lagi pula kenapa kau mau mengantarku pulang? Mengganggu saja. Pergi sana!” pinta Hamun kepada Heechul.

“Karena aku ingin mengawasimu. Gimana yaaa... sebenarnya karena aku takut kalau pria-pria baik lainnya yang sama seperti aku ini akan menjadi korbanmu selanjutnya. Kasihan kan mereka.” Ucap Heechul dengan wajah yang mengejek.

“Kau pikir aku apaan?! Pergi kau dari hadapanku! Bikin aku marah saja.” Hamun pun semakin keras berteriak dan berusaha mengusir Heechul dengan tendangannya lalu berjalan melewati Heechul begitu saja.

“Begini nih… Kalau kau selalu marah-marah dan galak seperti ini mana ada pria yang mau padamu.” Heechul pun mulai meledek Hamun lagi sambil menahan sakit di kakinya.

“Kata siapa? Oppa tidak tahu saja kalau banyak pria yang menyukaiku. Kalau aku sedang ingin berpacaran dengan gampangnya aku bisa memilih salah satu di antara mereka.”

“Tidak bisa.” Kata Heechul dengan wajah serius seperti lupa akan sakit pada kakinya .

“Kau tidak bisa bersama mereka. Kau hanya boleh bersamaku.” Ujar Heechul. Mendengar hal itu, langkah Hamun pun terhenti. Entah kenapa kalimat Heechul yang terdengar singkat itu membuat dia tersenyum senang namun dia tidak ingin berbalik badan dan memperlihatkannya.

“Karena aku yakin… aku yakin kalau ucapanmu yang mengatakan kalau banyak orang yang menyukaimu adalah… BOOHOONG. Kan sudah kubilang kau itu sudah gendut, pemarah dan galak jadi hanya aku lah yang bisa bertahan dengan orang sepertimu.” Heechul pun melanjutkan perkataannya yang berakhir dengan meledek Hamun sekali lagi. Hamun yang sempat terbuai dengan perkataan Hechul tadi segera sadar dan dengan cemberut dia berbalik badan.

“OPPPAAAAA…!!! PERGI KAAAUUUUU…!!! Teriakan Hamun membuat gaungan di sepanjang koridor sekolah.

“Pokoknya aku akan tetap mengantarmu pulang. Tidak akan aku biarkan si Kibum yang mengantarmu pulang. Walaupun aku akan mendengar teriakanmu sepanjang jalan nanti.” Ujar Heechul cuek dan tidak memperdulikan teriakan Hamun itu.

“Seharusnya aku yang bilang begitu. Lagipula kenapa jadi bawa-bawa Kibum sih?!”

“Biarin aja.”

Hamun pun berbalik lalu berjalan dengan cuek meninggalkan Heechul di belakang, namun bagai anak yang tidak ingin kehilangan ibunya Heechul pun mengikuti Hamun sambil berceloteh. Tadinya Hamun tidak ingin terpancing namun karena dia tidak tahan karena telinganya semakin panas mendengar ocehan dan ledekan Heechul terus-menerus, Hamun jadi berteriak-teriak juga dan mereka berdua pun terus bertengkar sepanjang jalan.

***************************************************************************

“Hhhhhfft… baru pertama kali masuk sekolah baru tapi sudah di bikin kesal, malu, dan nemuin hal-hal yang membingungkan. Bertemu dengan dua orang aneh dan mengesalkan seperti Yesung, dan Leeteuk, Heechul yang dari pagi teriak-teriak, tapi untungnya punya teman-teman baru yang menyenangkan, dan ternyata Hamun tidak seserem dan segalak yang aku kira.” Kata Sung Hyeo yang berjalan sendirian pulang kerumahnya.

“He!! Mana duitnya?!” terdengar suara namja berteriak.

Sung Hyeo yang sedari tadi berjalan menjadi kaget dengan teriakan seseorang.

“Siapa yang sore-sore gini teriak-teriak di jalan? Apa Heechul oppa ya?” Sung Hyeo pun asal menebak.

“Duitnya tidak ada.” Jawab namja yang berkepala botak dengan gemetar.

“Aaaakh. Pasti kalian bohong kan?! Cepat berikan uangnya!” pinta namja itu lagi dengan paksa.

“Sepertinya aku kenal deh suara ini.” Sung Hyeo pun mencari suara itu berasal dan dia merasa kaget melihat Yesung yang masih berseragam sekolah itu sedang memalaki tiga murid sekolah lain. Sung Hyeo pun bersembunyi agar bisa melihat kejadian itu seluruhnya. Dia bersembunyi di samping toko minuman yang terdapat tanaman hias yang cukup tinggi, dan Sung Hyeo pun bersembunyi di balik tumbuhan tersebut.

“Bener Yesung duitnya tidak ada.” Namja yang berambut coklat itu terlihat lebih ketakutan.

Tetapi Yesung tanpa seijin langsung merogoh masing-masing saku yang ada pada seragam tiga murid namja itu. Ketiga namja itu sepertinya ingin memberontak tapi karena ketakutan jadi mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan Yesung memeriksa pakaian mereka. Dan di saku celana sebelah kanan milik namja yang berkepala botak itu ditemukan amplop yang setelah di cek oleh Yesung terdapat duit yang cukup banyak. Yesung pun menatap mereka bertiga.

“Kalian mau mencoba membohongiku hah?!” sambil menunjuk-nunjukkan duit yang Yesung pegang kepada ketiga namja tersebut.

“Awas kalau sampai kalian berani melakukan hal ini lagi!” ancam Yesung. Di samping itu, Sung Hyeo yang tidak tahan melihat kelakuan Yesung seperti itu akhirnya memutuskan untuk menghampirinya.

“Iya Yesung. Maaf.” kata namja yang berambut hitam.

“Kalo gitu pergi sekarang.” Teriak Yesung yang membuat ketiga namja itu kaget.

“Baik Yesung.” Ketiga namja itu pun langsung buru-buru pergi dari hadapan Yesung.

“Wah., banyak juga ya uangnya. Ckckckckck… ” Yesung yang tengah asik menghitung uang tidak menyadari bahwa Sung Hyeo sedang menghampirinya sambil melepaskan tas dari punggungnya.

“Awas kalau mereka sampai ketahuan lagi.” Ujar Yesung sembari memasukkan uang itu ke dalam saku seragamnya lalu Sung Hyeo pun memukulinya dengan tas sekolah.

“Auuuuuww…!!!” Yesung pun berteriak kesakitan sambil memegang kepalanya dan melihat ke belakang siapa yang telah memukul kepalanya.

“Seharusnya kata-kata itu buat kau yang suka malak dan ngomong kasar.” Kata Sung Hyeo tetap memukul kepala Yesung menggunakan tas sekolahnya.

“Auwww… Auwww…. Sakiiit… Apa yang kau lakukan?! Heh! Berhenti!” pinta Yesung sambil mencoba menahan pukulan dari Sung Hyeo.

“Pakai nannya lagi. Aku sedang ngasih pelajaran sama orang yang suka malakin orang lain.
Dasar tidak tahu malu! Awas kalau sampai ketahuan lagi.” sambil tetap memukuli Yesung.

“Apa?! Malakin?! Kau salah sangka… berhenti… berhentiiii!” teriak Yesung yang membuat Sung Hyeo pun berhenti memukulinya.

“Salah sangka gimana? Jelas-jelas kamu minta uang tiga orang tadi kan dengan paksa?” tanya Sung Hyeo dan menghentikan pukulannya.

“Hah? Jadi kamu melihatnya?” tanya Yesung balik.

“Iya! Aku melihatnya!” jawab Sung Hyeo.

“Ada apa ini?” tanya seseorang yang tiba-tiba muncul mendatangi mereka dengan memegang dua gelas teh hangat di tangannya.

“Aaah Leteuk kau lama sekali padahal cuma beli teh aja. Tidak tahu nih tiba-tiba aja perempuan ini datang terus langsung mukul-mukul kepalaku.” Ujar Yesung.

“Ah kebetulan kau datang. Temanmu ini baru aja malakin tiga murid dari sekolah lain.” Ucap Sung Hyeo yang langsung mengadu kepada Leteuk setelah kedatangannya.

“Jadi kau sudah mendapatkan uangnya?” tanya Leteuk yang mengabaikan Sung Hyeo.

“Sudah.” Jawab Yesung singkat sambil menunjukkan amplop yang berisi duit tadi kepada Leeteuk.

“Baguslah. Kalau gitu ayo kita pergi.” Ajak Leteuk sambil menyerahkan segelas teh kepada Yesung.Yesung pun memasukkan amplop itu ke dalam saku celana sebelah kanannya dan nmengambil teh yang diberikan Leeteuk lalu mengikuti Leeteuk pergi.

“He? Maksudnya apa ini?” Sung Hyeo pun bingung akan ucapan Leteuk.

“Tunggu!” suara Sung Hyeopun memberhentikan langkah mereka.

“Jadi kau tahu kalau Yesung memalaki ketiga namja tadi?!” tanya Sung Hyeo heran.

“Ya. Dan karena aku haus lalu daripada aku menunggunya. Jadi aku membeli teh dulu.” Jawab Leteuk dan mereka pun langsung pergi.

“He?! Ada apa ini? Ada apa dengan mereka?” pikiran Sung Hyeo pun menjadi bingung.

“Heh! Kenapa kalian berbuat seperti itu?! Dasar tidak tahu maluuuu…!!!” teriak Sung Hyeo di pinggir jalan dan membuat orang-orang di jalan memperhatikannya.

******************************************************************************
Gimana?
Makin bikin penasaran ngga dengan cerita dan konflik dari masing-masing cast?
Atau makin bingung?
Hhehehehe…
Kalau ada yang bingung sabar aja ya & tetep lanjutin baca fanfic aku yang part selanjutnya., coz lama kelamaan akan terkuak juga…
*Udah kaya penjahat aja pake “terkuak” segala*
Hhahahahaha…
Bagi yang sudah baca atau bahkan cuma sekedar liat aja, aku ucapin makasih ya…
Dan aku sangat butuh saran kalian tentang fanfic ku ini dari segi penulisan, ceritanya ataupun yang lainnya supaya aku bisa bikin cerita yang lebih menarik dan bagus lagi…

Sekali lagi makasih ya… ^0^



Author : Nia_Miku

No comments:

Post a Comment