Sunday, September 25, 2011

Believe (Part 2a)

Setelah berkali-kali mikir bakalan ngepostsin nih fanfic yang part ke2 atau ngga, akhirnya dengan bujukan dan dukungan dari teman aku beranikan diri lagi buat ngepostsin…
Dan mudah-mudahan ceritanya makin menarik dan bikin penasaran…
Hhehehe…
Kalau ada yang berminat baca, silahkan baca…

***************************************************************************

Cast:
Kim Sung Hyeo, Kim Hamun, Lee Ah Mi, Seunggi, Shin Minrin
Leeteuk, Heechul, Kibum, Eunhyuk, Donghae, Shiwon, Yesung


“Aku duluan ya” pamit Sung Hyeo kepada Seunggi dan Eunhyuk.

“Ya. Sampai jumpa besok Sung Hyeo.” Balas Seunggi sambil melambaikan tangan kepada Sung Hyeo yang sedang menuju luar kelas.

“Hati-hati ya.” Ucap Eunhyuk sambil membereskan buku-buku pelajarannya.

“Sekarang tinggal kita berdua deh.” Kata Eunhyuk dengan nada aneh.

“Memang kenapa?” tanya Seunggi malu pura-pura tidak tahu.

Kini mereka berdua berjalan menuju pintu gerbang dan tangan Eunhyuk tiba-tiba menggenggam tangan Seunggi dan membuat Seunggi tersipu malu.

“Eunhyuk aku malu.” Kata Seunggi sambil melepaskan tangannya.

“Kau malu berjalan denganku?!” tanya Eunhyuk dengan wajah yang belagak marah.

“Tidak. Bukan itu.” Jawab Seunggi dengan gugup.

“Lalu apa?” Eunhyuk pun bertanya balik pura-pura tidak tahu perasaan gugupnya Seunggi.

“Aa.. aku suka cuma malu aja. Aaaagh… ya sudah pegang saja tangan ku lagi.” Seunggi pun kebingungan mencari kata-kata yang tepat dan dengan perasaan malu tapi mau dia pun menyodorkan tangannya kepada Eunhyuk. Eunhyuk pun dengan senyum yang puas kini menggapai tangan Seunggi dan menggenggamnya lagi.

“Nah gitu dong. Hahaha….” Kata Eunhyuk senang dan merasa puas. *Emang dasar maunya nih Eunhyuk… XP*

“Seunggi! Eunhyuk!” teriak seseorang memanggil nama mereka berdua. Setelah mereka berdua berbalik dan melihat orang yang memanggil Seunggi, mereka berdua langsung melepaskan genggaman mereka.

“Donghae. Belum pulang?” tanya Seunggi mengalihkan perhatian.

“Belum.” Jawab Donghae singkat.

“Kemana saja kau dari tadi?” Seunggi bertanya lagi karena memang dari pagi dia belum melihat Donghae sama sekali apalagi kelas mereka berbeda.

“Biasa… sibuk di ruang musik. Oh ya… aku boleh pulang bareng kalian?” pinta Donghae.

Permintaan Donghae tentu saja membuat mereka berdua bingung terutama Eunhyuk yang hari ini sangat ingin berduaan dengan Seunggi dan kini harus membatalkannya. Namun mereka tidak bisa menolak permintaan sahabatnya itu, Seunggi pun melirik Eunhyuk dan Eunhyuk mengangguk pertanda bahwa dia setuju. Kini mereka bertiga menaiki bus dan memutuskan untuk duduk dibangku paling depan, Seunggi duduk diapit oleh Donghae di sebelah kirinya dan Eunhyuk di sebelah kanannya. *Enak banget si Seunggi… DX* Tanpa Seunggi sadari, Donghae terus memandang wajah Seunggi dari kaca yang berada di atas supir, menatap Seunggi dalam sekali, namun tanpa Donghae sadari pula Seunggi dan Eunhyuk saling berpandangan melalui kaca jendela. Eunhyuk pun turun pertama dari bis, dia melambaikan tangan pada Seunggi dan Donghae, setelah bus itu pergi sekilas wajah Eunhyuk terlihat kecewa.

“Gagal lagi deh~.” Ujar Eunhyuk sedih sambil memanyunkan bibirnya .

“Oh iya iya…!!!” tiba-tiba Eunhyuk teringat akan sesuatu dan melupakan perasaan kecewanya itu.

Di bus kini hanya tinggal Seunggi dan Donghae berdua, Seunggi siap-siap untuk turun di halte berikutnya. Tidak disangka Donghae mengikuti Seunggi turun dari bis.

“Ko?” tanya Seunggi heran.

“Kenapa?” Donghae bertanya balik.

“Pakai nannya balik. Kenapa kau turun di sini, kau kan turun di halte berikutnya.” Seunggi pun heran dengan tingkah Donghae.

“Untuk mengantarmu pulang.” Jawab Donghae dengan polosnya.

“Tidak perlu repot-repot. Aku kan sudah biasa pulang sendiri.” Ujar Seunggi.

“Ah sudah tidak apa-apa.” Ujar Donghae .

“Ngomong-ngmong kau lelah tidak?” tanya Donghae tiba-tiba sambil menepuk-nepuk pundak Seunggi.

“Biasa saja, seperti hari-hari sekolah biasanya.” Jawab Seunggi yang bingung dengan pertanyaan Donghae.

“Mau tidak aku gendong?” Tanya Donghae yang langsung dijawab oleh wajah Seunggi yang bingung.

Lalu tiba-tiba Donghae berjalan ke depan Seunggi dan berjongkok membelakangi Seunggi sehingga hanya punggung Donghae lah yang Seunggi lihat.

“Jangan bingung dan bertanya-tanya, langsung naiklah kepunggungku.” perintah Donghae.

“Mwo?! Apa-apaan ini? Tapi kenapa?” Namun nyatanya Seunggi pun tidak berhenti bertanya saat melihat Donghae yang sudah dengan posisi jongkoknya saat ini.

“Kau tidak mau naik ke punggungku?” tanya Donghae.

“Tentu saja tidak. Aku kan sudah bilang kalau aku biasa-biasa saja dan tidak merasa lelah atau apapun” Jawab Seunggi panik.

Tapi aku ingin tetap menggendongmu.” Ujar Donghae masih dengan posisinya.

“Apa-apaan kau Donghae? Tidak. Aku tidak mau.” Ucap Seunggi tegas.

“Kalau begitu baiklah.” Donghae pun berdiri.

“Mungkin kau ingin aku gendong dari depan.” Kata Donghae sambil menggendong Seunggi.

“Turunin! Turunin aku Donghae.” Pinta Seunggi. Namun Donghae mengacuhkan pinta Seunggi dan tetap berjalan sambil menggendong Seunggi di depan.

“Baiklah… baiklah… aku akan naik ke punggungmu.” Seunggi tidak bisa berpikir lagi dan dia hanya bisa menyerah mengikuti keinginan Donghae untuk digendong di belakang dan Donghaepun menurunkan Seunggi dan berjongkok kembali.

-Baiklah. Setidaknya tidak di depan yang mungkin jika bertemu orang di jalan kami tidak dianggap orang-orang yang aneh.” Benak Seunggi dan dengan wajah yang malu dan ragu-ragu mulai naik ke punggung Donghae dan melingkarkan lengannya di sekitar leher Donghae.

“Iiiish… kenapa kau berat sekali?” ejek Donghae sambil berusaha berdiri. Seunggi langsung cemberut dan menjitak kepala Donghae.

“Ya udah turunin aku aja. Lagipula aku tidak menyuruhmu untuk menggendongku kan.” Pinta Seunggi ngambek.

“Bercanda… bercanda…” kata Donghae sambil tertawa kecil.

“Asal kau tahu saja aku melakukan ini karena aku sedang bahagia dan aku ingin membagi kebahagiaanku salah satunya dengan cara menggendongmu. Anggap saja ini pelayanan dariku.”

“Bahagia kenapa?” Seunggi pun kini menjadi penasaran tentang hal yang membuat Donghae bertingkah seperti hari ini.

“Belum saatnya kau tahu. Yang penting hal yang ingin kuselesaikan, akhirnya selesai juga.” Katanya dengan tersenyum senang.

“Dan lagi pula sekali-kali aku ingin berdua denganmu seperti ini.” Perkataan Donghae sontak membuat Seunggi tidak bisa berkomentar apa-apa dan suasana pun menjadi hening.

“Hei! Kau tidur ya?” tanya Donghae heran sambil mengguncang-guncangkan tubuh Seunggi namun Seunggi tetap tidak merespon karena perasaannya sekarang ini. Lalu Donghae pun mengguncang-guncangkan tubuh Seunggi sekali lagi lebih kencang.

“Jangan goyang-goyang dong, kalau aku jatuh bagaimana?” rengek Seunggi yang mulai sadar dari pikirannyas.

“Mian… mian… aku kira kau tidur. Aku kan takut kalau bajuku basah karena air liurmu.” Ejek Donghae.

“Pasti kamu memikirkan Eunhyuk ya?” tanya Donghae yang membuat perasaan Seunggi berkali lipat panik dan bingung.

“Maaf ya. Mungkin karena sikap dan perkataanku hari ini membuatmu bingung. Tapi sepertinya kau juga tahu kan kalau aku menyukaimu dari dulu.” ungkap Donghae.

Seunggi masih tak mampu untuk berbicara apa-apa karena perasaanya sedang kalut terlebih lagi dengan kata-kata yang ditambahkan Donghae barusan. Seunggi pun takut kalau jantung yang sekarang sedang berdetak cepat kini akan terdengar oleh Donghae. Dia nyaman jika berada di sisi Donghae dan Donghae selalu ada untuknya, terlebih lagi dugaan Seunggi bahwa Donghae menyukainya ternyata tepat. Namun dia juga tidak bisa menapik perasaanya terhadap Eunhyuk. Karena Seunggi sedikit demi sedikit walau tanpa kata-kata sudah berani mengungkapkan perasaannya kepada Eunhyuk yang juga menyukai dirinya, walaupun mereka belum resmi menjadi pasangan kekasih dan Donghae belum tahu akan hal itu.

Mereka berdua kini sampai di depan rumah Seunggi dan Donghae pun menurunkan Seunggi dari punggungnya.

“Terima kasih Donghae. Da..an selamat malam” Hanya kata-kata itu sajalah yang dapat dia ucapkan sekarang untuk Donghae.

“Malam Seunggi.” Balas Donghae.

Lalu Seunggi pun masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya, setelah ucapan Donghae yang dia butuhkan sekarang ini adalah tidur dan tidur agar pikirannya tenang, dia tidak ingin memikirkan perasaanya sebentar saja antara Eunhyuk dan Donghae. Akhirnya setelah Seunggi masuk rumah, Donghaepun segera pergi.

***************************************************************************

Minrin dan Siwon sedang berjalan berdua menuju rumah Minrin, tentu saja untuk mengantar pulang kekasihnya itu. Namun Minrin meminta Siwon untuk menemaninya sebentar untuk mengambil sebuah gaun pesanan dari ibunya Minrin. Dan tibalah mereka di sebuah toko pakaian langgananan ibunya Minrin yang di luar terlihat sederhana tapi tatanan dan dekorasinya sangat rapi dan indah jika sudah memasukinya. Setelah Minrin menerima dan membayar gaun pesanan mamahnya dia pun mencari Siwon dan dia mendapatkan Siwon sedang asik melihat pakaian-pakaian, jas, jaket, sweater, bahkan pakaian pernikahan yang dijejerkan dengan rapi. Minrin pun membiarakan sejenak kekasihnya seperti itu tetapi entah kenapa Minrin seolah-olah memikirkan sesuatu setelah melihat kekasihnya itu menggenggam salah satu diantara mereka dengan cukup lama . Siwon yang menyadari kehadiran Minrin langsung segera menghampirinya.

“Sudah selesai? Kalau udah ayo kita cepetan pulang.” Ajak Siwon.

“Sudah.” Jawab Minrin dan segera menuju pintu keluar.

“Ah!” tiba-tiba langkah Minrin pun terhenti.

“Kamu tunggu di luar ya? Ada yang lupa aku bawa.” Pinta Minrin.

Siwon pun segera keluar dan menunggu sesuai yang dipinta kekasihnya dan Minrin pun segera kembali ke kasir.

“Minrin… cepat…” teriak Siwon dari luar toko.

“Ya. Tunggu.” Balas Minrin sambil mengecek barang belanjaannya dan menuju pintu keluar.

“Kau beli apa lagi sih?” tanya Siwon dengan penasaran.

“Tadi ada yang kelupaan.” Jawab Minrin tenang dan mereka pun segera pergi.

Namun beberapa langkah dari toko pakaian tadi, langkah Siwon terhenti. Minrin heran dan melihat kenapa Siwon berhenti. Minrin melihat wajah Siwon yang ternyata dia menatap seorang Yeoja di hadapannya, yeoja dengan wajah yang sangat manis dengan rambut lurusnya yang tergerai.

“Haera.” Kata Siwon tercengang.

“Siwon.” Gadis bernama Haera itupun tak kalah tercengang ketika melihat Siwon.

Mereka berdua saling berpandang cukup lama dan membuat Minrin kesal.

“Ehem…” Minrin pun berdehem bermaksud untuk menyadarkan mereka berdua.

“Hah? Oh iya. Minrin kenalkan ini Haera dan ini Minrin pp.. pacarku.” Siwon memperkenalkan mereka berdua.

“Pacar?” Tanya Haera dengan wajahnya yang lumayan terkejut.

“Iya.” Jawab Siwon singkat. Mereka berduapun kini saling bertatapan lagi.

“Iya. Aku pacarnya Choi Siwon. Minrin imnida.” Sapa Minrin lembut.

“Oh.. iya maaf. Haera imnida.” Sapa Haera balik.

“Dan maaf kau ini siapanya Siwon?” Tanya Minrin penuh keingintahuan.

“Aku? Aku… aku hanya temannya Siwon.” Jawab Haera terbata-bata. Entah kenapa Minrin merasa kalau jawaban perempuan yang ada di hadapannya ini seperti menahan dan menyembunyikan sesuatu.

“Sepertinya kalian berdua sudah lama tidak bertemu ya sampai-sampai kalian berdua terlihat canggung seperti itu.” Ujar Minrin yang mulai merasa aneh dengan suasana diantara mereka berdua.

“Ya. Kami memang sudah lama tidak bertemu. Sudah hampir 3 tahun sepertinya.” Jawab Haera sambil menatap Siwon yang terus diam.

“Sejak kapan kalian berteman?” Tanya Minrin lagi.

“Ah Minrin bukankah kau harus cepat-cepat pulang ke rumah untuk bertemu dengan ibumu?” Tanya Siwon tiba-tiba.

“Oh iya. Haera aku senang bertemu denganmu tapi aku harus duluan ya. Sampai bertemu lagi.” Minrin pun pamit lalu menarik tangan Siwon dan mereka berdua meninggalkan Haera.

Setelah pertemuan yang tak terduga dengan Haera tadi membuat suasana perjalanan ke rumah Minrin menjadi kaku, mereka saling diam dan Minrin merasa nada suara Siwon saat mengatakan bahwa dia adalah pacarnya begitu ragu-ragu, begitu pula dengan ekspresi Haera tadi. Minrin pun berusaha menepis pikiran yang tidak-tidak dari kepalanya dan tetap yakin terhadap Siwon.

“Sepertinya kau sangat terkejut bertemu dengan Haera tadi?” tanya Minrin tiba-tiba berusaha memulai pembicaraan.

“Ah? Tidak ko. Biasa aja.” Jawab Siwon berusaha menyembunyikan perasaan terkejutnya karena pertemuan dengan Haera tadi.

“Oooh…” Minrin berusaha tenang dan tidak perduli.

Namun metiba-tiba Siwon berhenti dan memegang pundak Minrin lalu mengarahkan tubuh Minrin menghadap dirinya, sehingga Siwon dapat menatap wajah kekasihnya itu.

“Aku tahu pasti kau merasakan sesuatu hal yang aneh ataupun hal yang membuatmu curiga. Tapi aku tidak ada apa-apa dengan dia. Jadi kau tidak usah khawatir ya.” Kata Siwon berusaha menjelaskan. Minrin pun menjadi bingung dengan pernyataan tiba-tibanya Siwon.

“Kenapa kau mengatakan hal itu padaku? Aku kan tidak mengatakan apa-apa. Memangnya aku berkata kalau aku merasakan yang aneh, yang membuat ku curiga bahkan khawatir? Aku kan hanya bertanya kenapa kau begitu terkejut bertemu dengannya.” Ujar Minrin. Walaupun Minrin tidak mengungkapkannya tapi dia benar-benar semakin curiga apalagi dengan reaksi Siwon yang tiba-tiba berkata seperti itu. .

“Atau jangan-jangan kau yang menjadi khawatir setelah bertemu dengannya?” Tanya Minrin dengan sinis.

Tiba-tiba tubuh Siwon terdiam kaku, wajahnya terlihat pucat dengan perkataan Minrin. Sepertinya apa yang dia lakukan sekarang ini malah membuat dia terpojok.

“Aku bercanda oppa. Pabo.” Ledek Minrin dengan senyuman jahilnya.

“Malam.” Minrin pun meninggalkan kekasihnya yang masih terdiam kaku lalu langsung masuk ke dalam rumah. Siwon merasa terkejut dengan apa yang dikatakan Minrin dan membuat pikirannya menjadi kacau.

Minrin langsung menuju kamarnya dan langsung rebahan di atas tempat tidurnya.

“Siwon kenapa sih?!. Semakin mencurigakan!” Kata Minrin kesal dan langsung memeluk gulingnya dengan sangat erat.

“Aaaakh bodoh sekali aku ini…!!! Dia kan memang tidak mengatakan apa-apa tapi kenapa malah aku yang mengatakan sesuatu yang membuat aku dicurigai. AAAKKKHH…!!!” Siwon merasa kesal dan mengacak-ngacak rambutnya.

**********************************************************************

Seperti biasa setelah pulang sekolah Ah Mi langsung pulang ke rumah *anak yang baik ngga keluyuran dulu*dia memutuskan untuk pulang menaiki bus karena supir yang biasa antar jemput dia harus menemani ibunya pergi. Dari pulang sekolah sampai turun dari bis, wajah dan jalannya terlihat lemas sekali seolah-olah semua tenaganya terkuras habis di sekolah tadi dan seperti orang yang kurang makan saja.

Namun dalam perjalanan menuju rumahnya dia merasa kalau dirinya diikuti oleh seseorang, namun dalam keadaan jalan yang tidak ada orang dia tidak berani untuk melihat kebelakang dan memutuskan untuk mempercepat langkahnya. Namun orang itu seperti mengetahui pikiran dan perasaan Ah Mi kini juga mempercepat langkahnya. Karena Ah Mi merasa sangat ketakutan dan merasa orang itu semakin dekat dengannya, tanpa memperdulikan tubuhnya yang lemas dan dengan modal tubuh yang kurus dan kaki yang panjang Ah Mi pun mulai berlari kencang. Orang yang mengikuti Ah Mi juga ikut berlari dan berusaha menyusul Ah Mi, namun dengan kemampuan berlari Ah Mi yang seperti kuda *buset! cepat banget dong, tadi bilangnya lemas banget* membuat jarak antara orang itu cukup jauh, tapi orang itu seperti tidak mau kalah dengan Ah Mi akhirnya mengeluarkan tenaga super dupernya untuk berlari lebih kencang *kenapa jadi pada lari marathon gini … =.=’* dan dengan mengeluarkan seluruh tenaga yang dia punya akhirnya dia berhasil memperpendek jaraknya dengan Ah Mi. Ketika orang itu semakin dekat dengan Ah Mi dan berusaha meraih pundak Ah Mi. *author memutuskan untuk mengakhiri adegan lari-larian., coz kata pemainnya mereka capek lari-lari mulu*

“Berhenti Ah Miii…”panggil namja tersebut namun Ah Mi yang merasa ada yang menyentuh pundaknya dengan siap dan dengan kehlian taekwondo tingkat tiganya langsung memegang tangan orang yang menyentuh pundaknya itu, memelintir dan menjatuhkan tubuh orang itu ke jalan.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuw…!!! Sakit… sakit…!!! Lepasiin…!!!” orang itu pun berteriak kesakitan.

“Siapa kau?!!” tanya Ah Mi galak.

“Tapi lepaskan aku dulu!” Pinta namja itu sambil merintih kesakitan.

“Sepertinya aku kenal deh suara ini.” Kata Ah Mi penasaran.

“Tunggu dulu. Aku ingin lihat wajahmu.” Lalu setelah Ah Mi membalikkan badan namja tersebut dia merasa terkejut.

“Kau?!”

Sedangkan di taman yang tidak jauh dari tempat kejadian Ah Mi dan namja tersebut, namja lain sedang menunggu dengan sabar kedatangan seseorang, lalu setelah lama menunggu tiba-tiba dia mendengar suara-suara langkah kaki mendekat ke arahnya, diapun menengok kearah suara-suara langkah kaki itu datang. Namja yang sedari tadi gelisah saat menunggu itu pun langsung merasa lega.

“Hai. Ternyata aku tidak sia-sia menunggumu” katanya dengan senyum.

“Hai Kibum.” Sapa Ah Mi.

“Lama sekali kau datang?” tanya Kibum.

“Jelaslah lama! Soalnya untuk membujuk dia kemari aku tuh harus ngejar-ngejar dia dulu! kata seorang namja yang asal nyeletuk.

“Kejar-kejaran?” Kibum menjadi bingung.

“Iya! Udah gitu waktu aku mau nyentuh dan manggil dia untuk berhenti karena aku sangat lelllaaah sekali lari-lari terus. Kau tahu apa yang terjadi? Aku langsung dihajar pakai taekwondonya dia. Sadis sekali~” Namja itu pun bercerita dengan penuh semangat.

“Ha?” Kibumpun menganga mendengar pengaduan dari namja tersebut.

“Tapi kan aku udah minta maaf padamu Eunhyuk. Lagian kamu di belakangku dan mengikutiku seperti orang jahat makanya aku begitu~.” Ah Mi berusaha menjelaskan.

“Sekali lagi mianhe Eunhyuk.”

“Iya., aku kan sudah bilang daritadi kalau aku tidak apa-apa. Santai aja kali Mi, walaupun kelihatannya tubuh dan wajahku seperti orang yang tidak bisa apa-apa tapi aku tuh sangat kuat. Hhahahahaha…” Eunhyuk pun kembali ceria seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

“HAHAHAHAHA… !!!” tiba-tiba Kibum tertawa keras sekali melihat tingkah kedua orang yang ada dihadapannya.

“Heh! Heh! Heh! Kenapa kau malah tertawa?! Bukannya prihatin melihat sahabatmu ini menderita!” Eunhyuk yang tadi ceria kini menjadi kesal melihat reaksi Kibum, begitu pula Ah Mi.

“Mian… mian…” kata Kibum sambil menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu.

“Sebenarnya aku merasa bersalah tapi melihat tampangmu itu membuat aku jadi tertawa. Tapi aku merasa tertolong karena kalau bukan karenamu pasti aku yang ada di posisimu sekarang.” Ujar Kibum sambil menahan tawanya.

“Tega sekali kau tertawa. Padahal sahabatmu ini telah mempertaruhkan nyawa untuk membantumu~.” Ujar Eunhyuk dengan wajah memelas.

“Maksudmu apa?! Memang kamu kira aku ini apa sampai bilang mempertaruhkan nyawa segala?!” kata Ah Mi kesal sambil memukul-mukul punggung Eunhyuk.

“Sudah… sudah… Maafkan aku ya Eunhyuk.” Kibum berusaha melerai.

“Iya… iya tidak apa-apa. Sudah ah aku pulang dulu, kan kalian mau berdua entar aku jadi monyet pengganggu deh. Lagipula aku tidak mau tambah babak belur.” Sindir Eunhyuk.

“Ya udah., makasih ya. ” ujar Kibum.

“Hati-hati.” Kata Ah Mi.

Setelah memeluk kedua sahabatnya, Eunhyuk pun mulai meninggalkan mereka berdua, namun sebelum langkahnya terlalu jaun dia tiba-tiba berhenti dan berbalik badan kepada kedua sahabatnya.

“Kibum… lain kali kalau ingin bertemu Ah Mi bicara lah sendiri mungkin itu akan membuat Ah Mi lebih senang. Lagipula kan kau punya handphone jadi tolong jangan menyuruh ku untuk sesuatu yang bisa berbahaya seperti ini lagi.” Ujar Eunhyuk yang berusaha untuk berbicara keren namun berakhir dengan mengejek Ah Mi dan karena melihat wajah Ah Mi yang kesal lagi Eunhyukpun cepat-cepat lari dan kali ini benar-benar meninggalkan mereka berdua.

“Tidak bisa berdua dengan Seunggi malah babakbelur sama Ah Mi. Iiiiish… sial… sial… Tapi kalau untuk hubungan mereka berdua lebih baik, aku ikhlas saja.” Eunhyuk bergumam tentang nasibnya hari ini.

“Tuh dengar tidak kata-kata Eunhyuk tadi?” tanya Ah Mi menyindir Kibum.

“Iya., lain kali aku sendiri yang akan minta bertemu denganmu.” Jawab Kibum dengan lembut.

Lalu mereka berdua pun bergandengan tangan dan jalan berdua menuju rumah Ah Mi.

“Memangnya kenapa kamu ingin ketemu?”

“Memangnya tidak boleh kalau ingin bertemu dan mengantar pulang pacarnya sendiri?” goda Kibum.

“Ya boleh lah. Tapi aku tahu pasti kali ini kamu ada alasan tertentu mau bertemu denganku.” Desak Ah Mi yang merasa ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Kibum dan sepertinya dia mengetahuinya.

“Aku juga yakin kamu pasti tahu selain aku ingin bertemu dengan pacarku ini aku ingin membahas sikapmu di kantin di sekolah tadi. Tapi karena aku takut kau tidak ingin bertemu denganku karena kejadian hari ini jadi aku meminta Eunhyuk untuk memanggilmu.” Ucap Kibum sambil menatap wajah Ah Mi dari samping.

“Iya aku tahu tapi bisa tidak kamu tidak bicarakan hal itu? Aku malas.” Sesuai dugaanya dan wajah Ah Mi pun berubah menjadi kesal.

“Boleh. Asalkan kamu tidak bersikap seperti itu lagi terhadap Hamun.” pinta Kibum lembut.

Ah Mi langsung menghentikan langkahnya dan melepaskan gengaman tangan mereka.

“Aku bingung. Sebenarnya pacar kamu aku atau dia?! Selalu saja Hamun yang kau bela dan perhatikan!” Ah Mi benar-benar menjadi marah sekarang dengan ucapan Kibum dan membuat suasana menjadi tegang. Dia marah sekali dengan orang yang ada di hadapannya sekarang.

“Bukannya begitu. Kamu sendiri pun sudah tahu alasannya bukan?” Kibum berusaha tenang.

“Iya. Terus?” tanya Ah Mi balik berusaha menahan amarahnya.

“Tolong jangan kau mendiamkannya seperti itu. Kau tahu kalau ini bukan kemauannya dan pasti kau juga lebih tahu kalau dia sangat sedih karena kau memperlakukannya seperti itu. Apalagi kau adalah sahabatnya.” Ujar Kibum lembut agar tidak membuat Ah Mi lebih marah.

“Bagaimana denganmu?” tanya Ah Mi.

“Maksudnya?” tanya balik Kibum yang merasa bingung.

“Bagaimana dengan perasaanmu melakukan ini semua?” Ah Mi pun bertanya lagi dengan lebih jelas.

“Haruskah aku jelaskan perasaanku padamu padahal kau sendiri tahu?”

“Ya.”

“Baiklah.” Kibum pun metap lembut mata Ah Mi sembari meraih dan memegang kedua tangan Ah Mi.

“Aku juga sangat menderita lebih dari yang kau bayangkan. Karena aku harus melakukan sesuatu yang aku tidak ingin aku lakukan dan juga harus terpaksa berada di posisi seperti ini, ditengah orang-orang yang yang aku sayang. Yang satu sahabatku yang sudah ku anggap sebagai saudara sendiri dan satu lagi adalah kekasihku.” Suasana hening setelah pernyataan Kibum yang menjelaskan perasaan dia yang sesungguhnya dengan penuh makna.

“Sudah merasa lega?” Tanya Kibum yang berharap bahwa yeoja yang berdiri dihapannya dan ditatapnya sekarang akan mengerti.

Seolah dapat membaca pikiran Kibum, Ah Mi pun dapat mengerti bahwa perasaan Kibum terhadap dirinya tidaklah bohong.

“Ya.. Aku menjadi sedikit lebih tenang sekarang. Maafkan aku, walaupun aku tahu hubungan kalian dan alasan yang sesungguhnya tapi aku tetap bersikap seperti ini. Tapi aku akan berusaha lebih percaya dan mengerti kondisi kalian.” Ah Mi pun mulia tersenyum.

“Baguuuus… itu baru namanya Lee Ah Mi pacarnya Kim Kibum yang paling pengertian.” Kibum pun kini bisa tersenyum dan merasa lega atas pengertian Ah Mi.

“Huh… bilang aja supaya merasa tidak ada beban sekarang kalau berduaan sama Hamun.” Sindir Hamun.

“Mulai lagi deh.”

“Bercanda. Hehehehehehe….” Ejek Ah Mi. Lalu Kibum pun meneruskan niatnya untuk mengantar Ah Mi pulang dengan menggandeng tangannya.

“Oh ya., kalau kamu sama aku gimana sama Hamun?” tanya Ah Mi memikirkan nasib sahabatnya.

“Tenang. Pasti sudah ada yang mengurusnya.” Kata Kibum tenang.

**************************************************************************
Maaf ya ngepostnya udah lama pake ada part b sgala…
Tapi aku harap pada tetep lanjutin bacanya ya… ^0^



Author : Nia_Miku

No comments:

Post a Comment