Cast : EunHae / SiHae / HanHae / KyuMin
Author :Eunhaekid
Fajar belum sepenuhnya menyingsing, beberapa lampu masih menyala, tak banyak orang yang sudah memulai aktifitasnya, bahkan belum banyak orang yang sadar dari alam mimpi mereka di pagi yang seawal ini. Tapi saat ini terlihat sepasang kaki jenjang melangkah perlahan memasuki lift yang kemudian membawanya ke tempat tujuan di sebuah gedung apartemen. Yeoja itu terus melangkahkan kakinya tanpa ragu hingga tiba di sebuah pintu bernomor 813. ia memandangi sebentar pintu silver itu lalu tangan putihnya menjulur ke tempat lampu di dekat pintu, mengambil sebuah kunci yang membuatnya bisa melewati pintu tersebut.
Keadaan apartemen itu gelap, tanpa cahaya sama sekali. Tangan yeoja itu bergerak sekali lagi menuju saklar lampu yang sudah dy hapal letaknya. Diedarkan pandangannya menyapu seisi apartemen. Sangat rapih dan bersih, seperti yang biasa ia lihat setiap kali datang kemari. Ia memasuki sebuah ruangan yang tak jauh dari pintu depan, sebuah kamar dengan nuansa biru putih. Seperti halnya ruang depan, kamar inipun tampak sangat rapih, dan tak ada perubahan sama sekali. Dengan keadaan seperti ini, hatinya mengatakan kalau pemilik apartemen ini memang sengaja pergi dan menghilang entah kemana walau ia sendiri tidak tahu karena apa dan untuk apa ia pergi tanpa kabar dan membuatnya begitu sedih selama hampir seminggu ini.
Dilihatnya meja belajar di samping ranjang, sebuah foto terpajang rapih di atasnya. Foto sekelompok lelaki berseragam sedang tersenyum lebar sambil mengangkat tinggi-tinggi sebuah piala lumayan besar, sebuah kebahagian terpancar walau keringat terlihat jelas membasahi sekujur tubuh mereka semua. Gambaran yang yeoja itu kenal jelas, karena ia fotografernya. Foto itu diambil tahun lalu, saat pria-pria tersebut berhasil memenangkan pertandingan sepak bola tingkat nasional untuk pertama kalinya. Yeoja itu tersenyum mengingat moment itu.
Tapi, dahinya berkerut saat menemukan sebuah amplop berwarna silver dengan garis tepi bergelombang warna biru. Dengan rasa penasaran, dibukanya ampolp itu dan membaca isi suratnya, lancang memang tapi entah kenapa hatinya mengatakan kalau surat itu sangat penting bahkan untuk dirinya. Benar saja, surat itu adalah sebuah petunjuk dimana pria yang ia rindukan teramat sangat berada. Senang, sedih, hawatir, semua bercampur jadi satu. Disimpanannya surat itu di tas biru muda yang dibawanya sejak tadi. Kemudian dengan agak tergesa, ia keluar meninggalkan apartemen tersebut.
***********************************
Sungmin memasuki gerbang sekolah. Seperti biasa, ia datang saat sekolah masih sepi, bahkan tak jarang ia menjadi siswa pertama yang sampai dikelasnya. Tapi betapa terkejut dan herannya yeoja berkuncir kuda itu saat menemukan sahabatnya sudah duduk manis sambil membaca buku dikursinya, padahal seminggu ini yeoja itu selalu datang tepat saat bel berbunyi.
“hae, koq udah datang? Appamu?”
“appa dan eomma pergi ke hongkong semalam, jadi aku bisa berangkat lebih awal”
Yah, memang sang appa sengaja mengantar donghae saat bel berbunyi dan sudah standby di depan gerbang saat bel pulang berdering nyaring. Pria paruh baya itu berusaha mengurangi jam pertemuan sang putri dengan lelaki yang menurutnya berbahaya. Bahaya karena status mereka sebagai saudara tiri yang tidak boleh berubah karena cinta. tanpa ia tahu bahwa orang berbahaya tersebut sedang menghilang.
“asiiiikkk, kalau gitu kita bisa pergi main dan makan eskrim kaya dulu lagi dong” seru sungmin girang
“mian minnie, aku gak bisa. Hari ini aku harus pergi ke suatu tempat” donghae menatap sahabatnya dengan wajah penuh penyesalan
“kemana hae?”
Donghae hanya menunduk sambil sedikit meremas buku yang dipegangnya, buku berisi semua peta daerah yang ada dikorea. Minnie mengernyitkan dahi melihatnya
“kamu ngapain baca ginian? mau traveling?” tanya Minnie merebut buku tersebut
“ng...ngga koq Minnie, aku....aku Cuma pengen aja hafal semua daerah yang ada di korea. Masa aku orang korea gatahu daerah-daerahnya sii. Hehehhe” jawab donghae terbata diawal, jelas sekali kalau ia berfikir keras sebelumnya
“oooohh”
Sungmin berlagak mengerti walau sebenarnya ia masih curiga pada yeoja yang sekarang sedang menyibukkan diri dengan buku-buku pelajarannya itu. Seolah tidak mengizinkan sungmin untuk bertanya lebih lanjut.
********************************
15.40 a.m
Bel pulang sekolah baru saja berdering nyaring. Hampir seluruh siswa bergegas meninggalkan area sekolah untuk mempersiapkan weekend mereka. Besok adalah hari sabtu, hari yang paling dinantikan semua siswa, hari libur. Yeoja satu inipun tampak begitu antusias menunggu hari itu, karena ia sudah memperkirakan kalau ia akan bertemu dengan seseorang yang dirindukannya, esok
“hae” panggil sungmin pada sahabatnya yang sudah berlari kecil hingga kedepan kelas, terlihat jelas ia begitu tidak sabar untuk pulang “mau mampir ke lapangan sebentar gak? Kyuhyun oppa dan yang lainnya mencarimu, mereka hawatir karna kamu gak muncul di pinggir lapangan seperti biasa” jelas sungmin, berharap donghae mau ikut dengannya
Yeoja manis itu berfikir agak lama, sebenarnya ia ingin sekali ikut dengan sahabatnya ini, tapi mengingat misi yang harus ia kerjakan sesegera mungkin…………..
“maaf Minnie aku ngga bisa, titip salam aja yaa untuk mereka” tolak hae penuh penyesalan.
“cuma 15 menit hae, ah ngga, 5 menit juga cukup koq” Sungmin bersikeras, tapi bukannya menolak kaya sebelumnya atau menerima, donghae malah berhambur memeluk sungmin erat. Sungmin yang terkejut dengan respon sahabatnya, balas memeluk tubuh yang ternyata semakin kurus itu.
“kau tahu Minnie, hanya dua orang yang bisa menyembuhkan rasa sedih dan kesepianku. Pelukanmu dan pelukannya, senyumanmu dan senyumannya, selalu bisa menguatkanku dan menghilangkan rasa takutku. aku sadar, aku butuh kalian. Dua dari kalian”
“hae”
“Minnie, aku tahu kau begitu menyukai kyuhyun oppa, tapi kau juga tidak bisa menepis keberadaan zhoumi yang masih tidak mau pergi dari hatimu kahn?”
“hae, aku…”
“bersikaplah adil. Jangan terus mendiskriminasi zhoumi atau menjadikan kyuhyun oppa sebagai obat disaat kau merasa sakit karena mengingat kibum ataupun zhoumi. Biarkan hatimu bergerak kearah yang ia inginkan sebenarnya, bukan karna paksaan otakmu” donghae terus berbicara sambil menatap mata sungmin yang terkejut dengan semua yang ada pada sahabat dihadapannya. Donghae saat ini tampak begitu dewasa terlebih dengan pandangannya yang seolah menusuk. Dia tampak begitu berbeda
“aku duluan yaa. Salam untuk kyuhyun oppa, hankyung oppa, dan siwon oppa” donghae tersenyum lalu melangkah mundur sambil melambaikan tangannya pada Minnie yang hanya diam
Lihat, bahkan yeoja itu tak menampakkan perubahan ekspresi apapun saat menyebutkan nama siwon, pujaan hatinya. Semburat merah dipipi, wajah menunduk, keringat dingin, salah tingakh, atau gejala apapun yang biasanya terjadi, kini tak ada. Tak ada lagikah rasa sayang atau cinta atau kagum yang selama ini yeoja itu rasakan pada siwon?
**************************************
Hanya butuh waktu 10 menit, donghae sudah sampai dirumah. Yeoja itu memilih naik taksi untuk menhemat waktu, bukan bis atau berjalan kaki seperti biasa.
Ia pun segera ke kamar dan merogoh sarung bantal -tempat ia biasa menyimpan sisa uang saku-, dihitungnya sejumlah uang itu, ternyata tidak cukup. Donghae mengambil celengan ikannya dan memecahkan salah satu benda kesayangannya itu, ia juga merogoh temat-tempat yang biasa ia jadikan tempat persembunyian tabungannya. Setelah mengumpulkan semua uang yang ia punya, donghae membuka lemari dan mengeluarkan koper biru muda besarnya, koper yang biasa ia gunakan untuk bepergian jauh saat berlibur dengan sungmin atau kedua orangtuanya. Dimasukannya beberapa pasang baju beserta sweater dan syal kedalam koper itu. Tak lupa ia masukan beberapa barang ia rasa akan dibutuhkan untuk perjalanannya nanti.
Setelah dirasa cukup, donghae melangkah ke dapur dan membuat makan malam sendiri. Ia mengisi perut karena ia yakin kalau ia akan membutuhkan tenaga yang tak sedikit untuk menjalankan misinya. Selesai makan, yeoja itu membungkus makanan untuk dijadikan bekal, dan sebotol besar air mineral.
********************************
Seorang pria bertubuh jangkung berlari dengan wajah super cemas. Ia terus menyapukan pandangan ke setiap sudut jalan yang ia lewati, berharap seseorang yang ia cari segera ditemukan
Everywhere we want to go
Everywhere you want to go
One time one time
We could feel tired at one time
I don't care about it either
Give me a few more minutes
One time one time
I'll show you what I can be the top of the world
Nada dering One Time dari Cn Blue terdengar dari saku celana jeans yang dikenakan pria itu
“kau sudah menemukannya?” tembak pria itu langsung
‘belum hyung, aku dan siwon sudah mencarinya ke sekolah, tapi Minnie tak ada. Kau sudah mencoba ke rumahnya?’ jelas hankyung di sebrang sana
“sudah, tapi eomma-nya bilang Minnie pergi sejak sore dan belum kembali. Aiiiiisshhh SUDAH CEPAT CARI LAGI DAN LANGSUNG KABARI AKU TENTANG APAPUN YANG KALIAN TAHU!!”
‘pip’
Kyuhyun, pria jangkung itu memutuskan sambungan telpon sepihak. Jelas terlihat betapa kalut dan cemasnya pria itu. Sebenarnya, satu jam yang lalu, kyuhyun menghubungi sungmin, entah kenapa ia ingin sekali mendengar suara yeoja imut itu. Tapi bukan suara cempreng atau sapaan imut yang ia terima, tapi malah isak tangis. Sungmin tak mengeluarkan sepatah katapun, bahkan saat kyuhyun menanyakan ia kenapa dan ada dimana.
Awalnya kyuhyun pergi ke rumah yeoja -yang entah sejak kapan menarik perhatiannya- itu sambil terus menelpon dan mendengarkan isak tangis sungmin. Tapi, di tengah jalan, mendadak sambungan terputus dan kyuhyun sadar kalau itu bukan karena pulsanya habis atau ponselnya lowbath, tapi karena suatu hal terjadi pada ponsel sungmin, atau bahkan pada yeoja imut itu.
*******************************
Kyuhyun POV
Langit semakin gelap dan udara kian bertiup kencang. Ya Tuhan, aku mohon jangan kau biarkan hujan membasahi bumi saat ini, paling tidak hingga aku menemukan gadis itu.
Sudah dua jam lebih aku berlari membelah udara malam yang menusuk, berharap menemukan Minnie dalam keadaan utuh dan baik, secepat mungkin. Aku rasakan dadaku berdebar hebat. Entah karena terlalu letih berlari atau karena rasa cemas yang terlampau kuat.
Bodoh memang, kenapa aku tak berfikir naik motor saja tadi? Kenapa aku malah lebih memilih lari. Aiiiiisshhh. Bakayaro!!!!
DEG
Aku merasa jantungku bergedub semakin kencang sekarang, aku melihat sesuatu diayunan taman yang aku lewati. Apakah itu minnie? Aku mendekatinya untuk memastikan. Orang itu tak bersuara dan dia hanya duduk menunduk.
Aku memberanikan diri dan menepuk pundaknya. Dia mengangkat kepalanya dan aku terkejut sekaligus lega saat melihat wajah orang yang membuatku hampir jantungan itu
“mi. minnie?”
Ia mengangkat kepalanya dan menatapku. Aku tidak berkata apa-apa sekarang.
Kami saling berpandangan cukup lama. Aaaaa rasanya aku benar-benar ingin mendekap tubuh gadis dihapanku ini. Tapi ingat kyuhyun, ia tak boleh mengira kau sebagai maniak atau lelaki yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tahan kyuhyun. Kau harus lembut padanya
“apa yang kau lakukan disini malam2?” aku berjongkok dihadapannya untuk menyamakan posisi kami “aku antar kau pulang yaa”
Minnie menggeleng lalu kembali menunduk. Entah kenapa aku merasa minnie bertingkah seperti donghae.
Aku memberanikan diri memegang tangannya yang saling mengepal dipahanya. Dia tidak bereaksi, dia terus memandangku dalam. Dia menurunkan kepalanya, dan entah kenapa aku menghampirinya dan mendekatkan bahuku agar dia menyandarkan kepalanya.
Benar, dia meletakkan kepalanya dibahuku. Aku beranikan diri memeluk pundaknya. Jantungku berdegup sangat kencang sekarang, dan kurasa dia bisa mendengarnya.
Pundaknya naik turun, kurasakan bahukupun basah. Astaga, minnie menangis. Aku mencoba mengendurkan pelukanku, tapi Minnie malah melingkarkan tangannya dipunggungku.
Omo~ Minnie memelukku!!!! Tenang kyu tenang. kau harus menahan letupan-letupan api semangat yang ada di hatimu. Sekarang kau harus mengembalikan minnie seperti semula terlebih dahulu
“hae” katanya lirih. Eh, donghae? Apa donghae yang membuat minnie seperti ini?
“donghae” katanya lagi. Suaranya sudah mulai serak karna tangis.
“donghae kenapa? ceritakan padaku minnie, ada apa denganmu dan donghae” mohonku pada minnie. Minnie menggeleng
“bodoh... hiks.. aku benar-benar bodoh” katanya. Ada apa ini sebenarnya? “Aku bodoh, kenapa aku tidak menyadari semua dari awal” minnie terus merutuki hal yang entah apa itu
“hey, kau bukan yeoja bodoh, arreo?” kataku sambil menarik wajahnya dan memandangnya tajam “keluarkan semua yang kau rasakan minnie, aku siap mendengarkanmu. Oke?” kataku lagi sambil mengusap pipinya yang merah dan basah karna airmata
Minnie menggeleng keras
“BODOH!! AKU BENAR-BENAR BUKAN SAHABAT YANG BAIK!!!” minnie berteriak sambil memaki dirinya sendiri
“harusnya aku sadar saat tadi pagi donghae melihat peta itu, harusnya aku sadar saat ia bilang kalau ia membutuhkan kami. Bukan saat aku tidak bisa menghubunginya dan menemukan kalau rumahnya kosong tanpa penghuni. Aku benar-benar lambat. Seandainya otakku bekerja lebih cepat, seandainya aku sadar lebih awal, aku tak akan membiarkan donghae menyusul sii monyet gummy itu, paling tidak tak kubiarkan ia pergi seorang diri”
Jadi, donghae pergi mencari eunhyuk? Seorang diri?
“bukan minnie, ini bukan salahmu. Kumohon berhenti menyalahi dirimu” kupeluk tubuh minnie, berusaha menenangkannya
“aku..hiks.. aku..”
“jangan pernah menyalahi dirimu. Tenangkan dirimu dulu, oke?” kuelus rambutnya, menyampaikan kasih sayangku padanya. Perlahan-lahan minnie bisa mengontrol emosinya. Ia sudah semakin tenang.
“disini sangat dingin, aku antar kau pulang” kataku sambil membantunya bangkit.
Dia menggeleng dan menahan dirinya untuk tetap duduk. Aku membuka sleting jaketku dan membukanya lebar tanpa melepasnya dari tubuhku. Kemudian kutarik tubuh minnie hingga dia masuk kedalam jaketku dan kukencangkan pelukanku
“cukup hangat?” tanyaku padanya
Dia tidak menjawab, dia menarik kaosku hingga tubuhku semakin menempel dengannya.. aku mengencangkan lagi pelukanku dan membiarkannya nyaman dalam pelukan kami.
“benarkah aku mencintaimu? Benarkah hatiku bergerak kearahmu?”
Eh suara siapa itu? Minnie membisikan sesuatu
“Minnie?”
ia tak menjawab sama sekali. Apakah Minnie yang mengatakannya? Ia bilang mencintaiku? Atau aku yang salah dengar? Bisikan itu memang sangat pelan tapi aku yakin sekali itu suara minnie.
TBC~~~
No comments:
Post a Comment